Kuliah Umum di Fakultas Dakwah UIN Khas Jember



Ringkasan

Artikel ini mengusulkan paradigma dakwah yang berpihak sebagai koreksi atas jebakan mitos netralitas dalam tafsir, fikih, dan dakwah. Dakwah normatif sering tampil seolah netral, tetapi pada kenyataannya mendukung status quo, melanggengkan patriarki, dan mengabaikan suara korban. Paradigma baru menekankan pergeseran dari otoritas menuju solidaritas, dengan komitmen etis untuk berdiri bersama kaum mustaḍ‘afīn. Sejarah dakwah Nabi dan praktik dakwah di Nusantara menunjukkan bahwa transformasi sosial lahir ketika dakwah berpadu dengan perlindungan minoritas, pemberdayaan masyarakat, dan keadilan struktural. Artikel ini menawarkan empat pilar operasional dakwah berpihak: mendengar sebelum berbicara, menjadikan teks sebagai energi emansipasi, membangun jejaring solidaritas, serta mengawal institusi keagamaan agar akuntabel pada realitas sosial. Dakwah transformatif diukur bukan dari retorika, melainkan dari perubahan nyata dalam kehidupan masyarakat kecil. Dengan demikian, keberpihakan diposisikan bukan sebagai bias, tetapi sebagai syarat keadilan.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama