Mayat Yahudi Tidak Dopocong: Mengenal Taharah


Tulisan saya sebelumnya tentang tidak ada "pocong Yahudi" berangkat dari rasa penasaran dan penyelidikan saya tentang praktik jenazah di dalam tradisi Yahudi. Saya sekarang selalu menempatkan Yahudi sebagai agama "asal" Islam, karena sumber ajaran dan nasab dua ajaran ini yang sama (Nanti saya tulis terpisah soal ini).

Karena itu, segala hal dalam Islam, pasti menarik kalau dibandingkan dengan Yahudi. Bagaimana mereka mempraktikkan dan bagaimana kita mempraktikkan: apakah sama atau berbeda. Kita tahu bahwa dalam berbagai hadits kita dilarang menyerupai Yahudi, tetapi dalam banyak hal kita tidak bisa menghindari kesamaan itu.

***

Ritual merawat jenazah dalam Yahudi disebut --jangan kaget-- taharah. Kalau taharah dalam Islam berlaku untuk bersuci secara umum, yang di dalamnya termasuk memandikan jenazah, maka dalam Yahudi taharah memiliki makna khusus: memandikan jenazah.

Caranya sangat mirip dengan Islam. Misalnya dalam hal memulai dari atas, mendahulukan sisi kanan, menyela-nyela jari dan membersihkan kuku, atau penggunaan aturan "tiga kali" basuh seperti kita kalau wudu. Meski ada perbedaan, saya malah merasa perbedaan Islam dan Yahudi itu hanya setara dengan perbedaan antar mazhab saja dalam Islam. Secara umum sama dan punya tujuan yang sama.

Nah, meski sama-sama menggunakan kain kafan, mayat Yahudi tidak dipocong. Kain penutup kepala sehelai, lalu mayatnya diberi pakaian putih bersih yang sudah dijahit, namanya Tahcirim (lihat foto di bawah). Oleh sebab itu, yang ditali dengan tali kafan hanya di bagian perut, untuk menyatukan baju dan celana, lalu di bagian lutut untuk perempuan dan kaki untuk laki-laki.

Secara penampakan, akhirnya, mayat Yahudi beda banget dengan pocong. Mereka lebih mirip dengan pendeta abad pertengahan, yang menggunakan hoodie besar di kepala dan baju jubah. Mirip malaikat maut dalam kartun-kartun Barat, bedanya di warna, hitam dan putih. ðŸ‘»

Wikipedia: Tachirim





Post a Comment

Lebih baru Lebih lama