Untuk menambah pengetahuan tentang fotografi, saya ikut beberapa grup fotografi di Facebook. Macam-macam jenisnya. Ada grup pemula sampai yang pro. Ada grup dalam negeri, sampai yang liat negeri. Ada grup fotografi camera ada yang khusus smartphone.
Nah, di grup smartphone itu saya ketemu dengan, sebut saja, geng 'wahabi', purist smartphone, yang punya tagar #noedit. Intinya, yang boleh diposting hanya foto HP murni. Pokoknya, jepret upload. No edit.
Saya termasuk yang nggak setuju dengan wahabi fotografi begini. Mana ada yang murni? Ada y yang bilang, fotografi itu melukis dengan cahaya. Saya lebih suka menyebut "seni manipulasi objek".
Kalau Anda ke studio foto profesional, tidak ada yang wahabi begitu. Pertama, Anda harus dimakeup. Manipulasi pertama. Kedua, cahaya ruangan diatur sedemikian rupa. Lighting, manipulasi kedua. Lalu, si fotografer memilih lensa yang tepat. Focal lenght tertentu, F tertentu. Manipulasi ketiga. Dan seterusnya.
Cukup? Tidak. Kalau Anda minta file. Biasanya mereka memberi dua. File pertama, RAW, no edit. File kedua, JPEG yang akhirnya dicetak, yang sudah dimanipulasi ini itunya. Foto Anda lebih ganteng 59% persis seperti naiknya level kegantengan sesudah vaksin.
Kembali ke foto hasil HP. Yang disebut murni itu apa coba? Kalau Anda pakai aplikasi bawaan, kira kira Anda pakai mode auto atau pro? Kalau mode auto, emang yang bikin algoritma auto tidak memanipulasi cahaya?
Belum lagi apakah adil kalau yang satu pakai kamera Xiaomi yang lain pakai iPhone? Bukannya itu juga manipulasi di level alat?
Jadi, tidak ada yang murni. Apa yang ada hanya sejauh mana manipulasi dilakukan,sejauh mana editing dilakukan. Dalam konteks apa mengubah sesuatu dianggap penipuan dan dalam konteks apa dianggap kreatifitas...
Dalam contoh berikut, saya membuang kabel sutet dan distracting objects tidak untuk menipu... Tetapi untuk apa? Untuk buang waktu 😀
Posting Komentar