Purnama yang sama. Diambil dengan dua kamera berbeda. Merek yang sama, kelas yang berbeda, umur selisih 9 tahun. Tanpa edit selain cropping agar ukuran gambar setara karena dua lensa yang dipakai menggunakan focal length yang berbeda.
Ilmu fotografi saya sangat minim sekali. Makanya saya sering nggak enak kalau ditanya kamera apa? Sebab, dengan ilmu yang cekak itu saya kadang bisa mengambil gambar yang lebih bagus dengan kamera prosumer tua, murah, tinggal jepret dibandingkan yang DSLR atau mirrorless yang rumit 😀
Kesimpulan saya sementara ini, sebuah gambar adalah selalu perpaduan antara alat, manusia, tempat, waktu, dan keberuntungan. Jadi, kamera HP pun bisa menang karena faktor faktor ini.
Coba lihat berita di TV itu yang kadang secara arogan pinjam gambar orang dengan menyebutnya sebagai "video amatir" yang berhasil merekam peristiwa yang tak terekam oleh satu orang pun awak media.
Menyebut video itu amatir adalah penghinaan karena tidak satu profesional pun bisa merekamnya. Amatir gundulmu. Mereka lupa, tidak tahu, atau denial bahwa gambar atau video yang bernilai itu tidak semata bagus komposisinya.
Jadi, kamera itu hanya salah satu faktor saja. Jangan pernah menilai gambar hanya dari kamera semata. Begitu menurut saya. 😊
Posting Komentar