Tentang Dan Gibson


Saya sebenarnya tidak berniat memberikan tanggapan tentang siapa Dan Gibson. Tetapi karena ada orang yang mementahkan sebuah argumen hanya semata-mata yang mengatakan ini adalah Dan Gibson, maka saya kira perlu untuk menanggapinya dulu.

***
Pertama, Gibson memang bukan akademisi kampus. Menurut videonya sendiri, dia hanya kebetulan lahir dan besar di keluarga akademik (saya lupa dosen atau bukan bapak dan kakeknya itu), tetapi yang jelas ada koleksi buku yang berlimpah di rumahnya. Menurut salah satu pengamat dalam video yang saya tonton di Youtube, "Dan itu mirip Indiana John! Petualang dan bukan orang kantoran." Gibson beberapa tahun tinggal bersama orang Badui, bolak-balik ke Petra, mengunjungi sejumlah situs masjid dan kuburan untuk mencari bukti-bukti arkeologis. Berapa dari kita, orang Islam, yang melakukan riset lapangan Timur Tengah sebanyak dia?

Tetapi apakah hanya karena dia bukan dosen dia tidak layak didengar pendapatnya? Salah satu lawan debatnya, David King, seorang pensiunan dosen di Inggris yang marah-marah dengan terbitnya buku Early Islamic Qiblah, menyebut Gibson sebagai "amatir yang pendapatnya membahayakan dunia akademik."  Ia menulis artikel bantahan yang bisa Anda baca di Academia. Saya mengapresiasi kritiknya sebagai ahli, tetapi saya tidak setuju caranya menilai Gibson.

Kalau Gibson dia sebut amatir, maka saya kira lebih dari separoh dosen UIN bisa disebut lebih buruk dari seorang amatir. Sebagai editor jurnal, saya tahu bahwa susah sekali mencari tulisan yang bobotnya 'sebaik' buku Gibson (perhatikan, saya menggunakan kata 'baik', bukan benar).

Bagi saya, kalau kita tidak setuju dengan Gibson, maka tunjukkan saja yang tidak disetujui di bagian mana. Argumennya yang keliru dimana. Buktinya yang tidak kuat dimana. Tidak perlu dengan menjatuhkan personal penulisnya.

***
Kedua, saya heran sekali bahwa orang sekaliber David King menjatuhkan Gibson sebagai missionaris yang ingin menjatuhkan Islam. Ini aneh bin ajaib. Orang non-Muslim menuduh lawan debatnya dengan tuduhan yang biasa dilakukan oleh orang Islam fanatik. Tujuannya apa? Mencari simpati dari orang muslim, mungkin.

Dia missionaris atau bukan, bagi saya, tidak penting. Anda pun ia missionaris yang ingin menjatuhkan Islam, maka pertanyaannya tetap saja: apakah tuduhan, fitnah, atau apa pun namanya, itu bisa dibantah atau tidak? Dia missionaris atau ulama, respon yang diperlukan sama: bisa dibantah dengan argumen yang kuat atau tidak.

Dalam salah satu video, Gibson mengatakan bahwa apa yang terjadi dengan Islam ini mirip dengan Kristen. Dia bilang, tempat-tempat suci orang Kristen itu juga tidak asli. Lokasi historis itu ditentukan oleh Ratu Helena 200 tahun setelah Yesus wafat. Jadi, pertanyaan soal keaslian itu bisa diajukan ke semua agama, dengan cara yang sama, dan mungkin dengan hasil yang sama: apa yang sekarang dianggap asli, hanya rekaan masa-masa sesudahnya.

Cara Gibson meneliti Mekkah itu sama dengan cara video ini meneliti keaslian Jesus. https://www.youtube.com/watch?v=7ftrUdKFKZg

***
Jika Anda meragukan kapasitas Gibson, silakan cek channel Youtubenya. Zaman dulu, kalau kita marah dengan pendapat Patricia Crone, kita yang di sini tidak punya akses klarifikasi, bertanya, atau diskusi dengan penulisnya. Sekarang tidak. Gibson bisa diakses langung lewat Youtube, terbuka untuk dikritik dan bersedia menjawab pertanyaan. Silakan saja dicoba. https://www.youtube.com/user/canbooks

Apakah saya sendiri percaya dengan tesis Gibson? Saya sedang membaca buku-buku terkait...

4 Komentar

  1. Ini udah dibahas di arkansas state university bro,dan gibson mengakui dari 60 masjid ada 14 masjid mengarah ke mekkah kakbah dan penelitianya masih sekedar teori dan butuh bukti data yg kuat

    BalasHapus
  2. Kalau di dunia akademis, apa semua pendapat harus ditanggapi, Cak?

    BalasHapus
  3. “Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah.” Q.S Al-Baqarah (2) : ayat 115. Ayat ini sudah sangat jelas membantah pernyataan Dan Gibson. Saya telah menilik kepada 10 tafsir mengenai ayat diatas guna memenuhi tugas kampus, yg paling saya suka tafsirnya Al-Jailani dan Al-Azhar, karena Syekh Abdul Qodir Jailani dan Buya HAMKA sama2 berpendapat bahwa yang menghadap ke wajah-Nya saat seorang muslim sholat itu ialah hati, yang kemudian menandakan bahwa shalatnya itu khusyu'. Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  4. ya bisa benar , bisa salah. nah, kalaupun benar (misal lho ya). kebenaran sosial memang lebih kuat :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama