Lagu Tala'al al-Badru dan Tesis Dan Gibson

Peta Perang Khandaq dan Lokasi Tsyaniyya al-Wada'. 
Salah satu cara saya menguji tesis Dan Gibson adalah dengan melihat peta Madinah dan peristiwa historis yang kita ketahui. Saat saya mengecek kembali posisi parit yang dibangun di utara kota Madinah, saya justru menemukan fakta baru yang menarik di peta itu: lokasi Tsaniyah al-Wada'.

Di peta Perang Khandaq ini, Anda bisa lihat parit Madinah digali dari bukit di sebelah timur (Bukit Waqim) ke bukit di sebelah barat (Bukit Wabarrah).[1]  Di ujung utara bukit di sebelah barat Madinah tertulis ada Tsaniyyah al-Wada' di situ (diberi kotak warna merah).

Tsaniyyah dalam bahasa Arab artinya adalah celah yang membelah bukit dan menjadi semacam gang sempit yang digunakan oleh orang untuk keluar-masuk sebuah kota/pemukiman.

Bagi kita orang Islam, Tsaniyyah al-Wada' ini sangat populer karena disebutkan dalam lagu Thala'a al-Badru yang konon dinyanyikan para wanita Madinah untuk menyambut kedatangan Nabi saat hijrah: thala'a al-badru alaina min tsaniyyat al-wada' (telah terbit Sang Purnama kita dari Tsaniyyat al-Wada'). Maka, pertanyaan kita, kalau Makkah ada di selatan Madinah, mengapa Nabi datang dari arah utara?

Dan Gibson tidak menyebut fakta ini dalam argumennya. Dugaan saya, karena sebagai non-Muslim dia pasti tak seakrab kita dengan lagu ini. Maka saya mencoba mencari sendiri literatur tentang Tsaniyyah al-Wada'  dan Hadits yang memuat lagu Thala'a al-Badru. Ini yang saya temukan.

Pertama, para ulama ternyata juga dibuat bingung oleh tidak cocoknya bunyi lagu itu dengan posisi Makkah sekarang. Sebagian ada yang mengatakan Hadits itu lemah karena sanadnya yang terputus dua generasi. Ada juga yang mengatakan bahwa lagu itu dinyanyikan tidak pada saat Hijrah, tetapi saat Rasulullah pulang dari Perang Tabuk (yang lokasinya di utara kota Madinah).[2]

Kedua, para sejarahwan Madinah juga terbelah pendapatnya tentang lokasi Tsaniyyah al-Wada yang dimaksud dalam lagu itu. Sebagian mengatakan di selatan kota dan sebagian di utara kota. Menariknya, dua pendapat yang bertolak belakang ini sama-sama digiring oleh posisi Makkah sekarang. Yang berargumen Tsaniyyah al-Wada' di selatan menggunakan logika Makkah itu di selatan, dan karena itu lokasinya pasti di selatan; yang berargumen dari utara juga mengatakan bahwa dulu satu-satunya pintu Madinah itu dari utara dan karena itu Perang Khandaq juga di utara. [3]

Saya tidak akan menyimpulkan mana yang benar. Bagi saya, fakta perdebatan mereka membuktikan bahwa minimal lokasi kota Mekkah itu tidak 'sepasti' yang kita duga. Dan Gibson mungkin salah, ngawur, atau apa pun Anda menyebutya; tetapi kebingunan para ulama Hadits dan sejarawan kontemporer dalam mencocokkan informasi dan fakta lapangan ini mengindikasikan ada masalah. Something we need to think about. Sesuatu yang menyisakan kewajiban bagi kita untuk membaca lagi, bukan ngamuk-ngamuk tidak terima.

--------------------
Referensi:
[1] Nama dua bukit ini saya peroleh dari peta lain, tidak tertulis di peta Perang Khandaq
[2] Artikel selengkapnya si sini https://bit.ly/2Rf3e4b
[3] Baca lebih lanjut di https://www.al-madina.com/article/50185

2 Komentar

  1. Bagus untuk kita pikirkan kembali dengan data dan fakta di lapangan

    BalasHapus
  2. Di kaskus ada bahasan menarik juga
    Dengan judul thread MIA
    Misteri islam awal
    Mungkin bisa untuk referensi tambahan

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama