Islam dan Konstruksi Relasi Gender


"Islam dan Konstruksi Relasi Gender"
dalam
Menuju Hukum keluarga Progresif, Responsif Gender, dan Akomodatif Anak
Cetakan Pertama: 2013
Diterbitkan oleh Suka-Press, PSW UlN Sunan Kalijaga, The Asia Foundation
ISBN: 978-602-1326-01-5
Full text: PDF


Buku ini disusun untuk memenuhi kehutuhan akan perlunya hukum keluargayang progresif dan responsif gender serta akomodatif terhadap hak anak. Komitmen pemerintah dalam mencapai kesetaraan dan keadilan gender pada dasarnya sudah tersurat dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia tanpa adanya pembedaan ras agama jenis kelamin maupun gender. Namun isu ketidakadilan gender dalam ruang publik hingga saat ini masih menjadi isu aktual kontroversial serta menjadi agenda diskusi tematik di kalangan ulama praktisi hukum aktivis perempuan dan akademisi. Gender dan realitas hukum merupakan.konstruksi sosial sehingga hukum bisa buta netral bias atupun sensitif gender. Sikap sensitif tersebut merupakan bentuk respon dan tanggungjawab atas ketimpangan sosial yang terjadi. Pendekatan hukum selama ini lebih didominasi aliran positivistik-formalistiksehingga hukum cenderung hitam putih a-historis dan tidak kontekstual. 

Pada dasarnya kasus-kasus hukum merupakan suatu produk sosial budaya yang selaluberubah. Hukum membutuhkan kepastian hukum sebab ia sangat terkait eratdengan konstruksi gender yang bersifat kontekstual.Proses ini menjadi perlu karenaperubahan sosial yang sangat cepat dan kompleks membutuhkan produk hukum yangresponsif. Hal ini yang kemudian menciptakan madzhab hukum baru dan progresif. Perubahan sosial tersebut mencakup kesadaran yang mengubah nilai peran dan status gender. Misalnya dimulai dalam proses pendidikan produk-produk hukum baik yang masih bersifat rumusan dan yang masih tersemhunyi telah mendorong hadirnya perspektif haru yang lebih relevan dengan zaman. Perubahan substansi hukum sebenarnya sudah banyak digagas misalnya apa yang ditawarkan oleh LD- KHI.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama