Terimakasih Rumah Sakit Hidayatullah

Hari Sabtu kemarin, sehabis saya posting tulisan "keep on blogging" di warnet dekat rumah saya di kawasan Warungboto, saya tiba-tiba saja diserang panas tinggi, badan begitu menggigil, dan rasanya seperti mau pingsan. Saya tak tahu sebabnya dan juga tak tahu harus bagaimana.

Setelah istri saya meminta adiknya untuk ke rumah, kami putuskan untuk pergi ke rumah sakit malam itu juga (pukul 22.30). Istri saya dulu pernah membawa anak saya yang panas hingga kejang-kejang ke Instalasi Rawat Darurat RS Hidayatullah yang hanya berjarak 1 KM dari rumah kami.

Begitu sampai di sana, saya segera mendaftar dan dalam tempo kurang dari 5 menit saya sudah dipanggil untuk diperiksa. Setelah pemeriksaan selesai, saya diminta meng-klaim obat. Di apotik rumah sakit itu pun saya tak perlu antri. Cepat dan tanpa ba bi bu.

Nah, yang paling mengejutkan adalah saat saya harus membayar. Tahu berapakah yang harus saya bayar untuk layanan cepat, ramah, dan memuaskan ini? Hanya 16.000 termasuk tiga jenis obat yang siap dikonsumsi tiga hari. Saya mungkin naif. Tapi, jujur saja saya tak menduga bahwa masih ada rumah sakit murah (dokter puskesmas yang buka praktik malam saja 30.000; dokter kampung saja di desa saya di blitar 20.000).

Lebih dari itu, ternyata waktu anak saya dulu sakit, sampai membutuhkan bantuan oksigen dan tinggal beberapa jam di sana, biayanya juga semurah itu.

Oleh sebab itu, terimakasih Rumahsakit Hidayatullah. Saya dan anak saya sangat menghargai layanan saudara-saudara. Seperti organisasi Hidayatullah sendiri yang selama ini terkneal sebagai organisasi sosial Islam yang cukup peduli dengan pendidikan dan anak yatim, rumah sakit Hidayatullah sungguh mengesankan. Sekali lagi terimakasih.

2 Komentar

  1. anaknya mbak ifa, dikasih nama jalaludin gibran. kata mbak ifa yg ngasih nama mas aris, g mgkin banget kan. pasti deh tu akal-akalannya mbak ifa. benar-benar bs diduga.

    BalasHapus
  2. bener... kapan Aris moco Gibran?

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama