"Ngenthes" di Yerusalem

Tidak semua warung lesehan di Jl. Malioboro (sebelum pindah) nakal. Tetapi ada banyak insiden orang makan di sana yang "dikenthes" atau "digetok", atau apa lah istilahnya di tempat Anda kalau beli sesuatu lalu disuruh bayar dua kali lipat dari harga normal. Nah, main kenthes itu bukan monopoli Malioboro, ada banyak tempat lain di negeri ini yang juga begitu, khususnya di tempat-tempat wisata.

Nah, demikian juga di Yerusalem. Suatu ketika, saya pulang dari masjid agak telat, waktu makan siang pun lewat. Dalam perjalanan ke terminal bus terdekat, saya menelusuri jalanan kota lama. Kota lama itu ya Malioboro-nya Yerusalem. Segala macam ada di jual di toko-toko di situ, mulai dari cendera mata, rempah-rempah, kotak catur, sepatu dan jaket, apa saja! 

Pasti dong ada warung makan. Saat kami jalan berombongan beberapa bulan lalu, kami makan di salah satu resto di situ. Restonya cukup besar dan menurut saya, dengan makanan berlimpah yang enak dan mengenyangkan perut kami, resto itu murah. Kami patungan pecah nota masing-masing bayar 70. Hari itu saya tidak ingin ke restoran, hanya ingin shawarma bungkus untuk dimakan sambil naik bus.  

Saya mampir ke salah satu restoran yang kebetulan saya temui. Saya dipersilakan duduk dan dikasih daftar menu, tetapi saya bilang saya hanya perlu shawarma saja. Setelah menunggu sejenak, jadilah pesanan saya. Ketika bayar, penjualnya bilang, "₪50!" 

Saya bayar dengan perasaan campur: saya tidak kaget kalau di kawasan wisata begini orang bisa saja main kenthes, tetapi juga kaget karena ternyata saya mengalaminya sendiri. 😀 Saya tahu sedang dikenthes karena seminggu sebelumnya di Nazareth, saya hanya membayar ₪30 untuk makanan yang sama persis. 

Tapi begitulah. Kapan hari lainnya lagi, saya beli shawarma di pinggir jalan, di depan Damascus Gate. Ada banyak penjual shawarma di situ dan saya membeli di salah satunya. Kali ini harganya cuma ₪20 dengan daging satu tusuk sate besar. Wah murah, pikirku... sampai kemarin Jumat, ada penjual di dekat Lion Gate dan sehabis Jumatan saya mampir untuk makan siang.

Saya tanya harganya, "₪20 untuk dua tusuk sate." Wah, ini lebih murah lagi batinku. Sambil dia memulai membakar satenya, ia tambah lagi. "This is special for you. Dia tambah satu tusuk, lalu ditambah lagi satu tusuk." Akhirnya 4 tusuk sate seharga ₪20! Hahaha. Embohlah, sing penting makan. 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama