Review Relive Plus: Lima Alasan untuk Subscription

Saya mengenal aplikasi Relive sejak 2018. Tetapi entah mengapa saya waktu itu hanya mencoba sekali dan tidak saya lanjutkan. Padahala, dari segi mobilitas waktu itu, sedang Umroh, harusnya saya terus menggunakan aplikasi ini. Ya 'harusnya', kalau dilihat dari performa Relive sekarang. Saya duga Relive versi 2018 mungkin tidak 'sebaik' sekarang. Sekarang baik? Ini alasannya mengapa saya mengatakan demikian.

Saya aktif kembali menggunakan Relive kira-kira dua bulan terakhir bersamaan dengan rutinitas baru bersepeda. Saya juga sudah hampir satu bulan menggunakan versi premium trial (Relive Plus). Besok, tanggal 22 adalah saat memutuskan apakah worth it untuk bayar Rp. 369.000 per tahun!

1. Relive memberi 'tujuan!'

Hal paling sulit dalam semua kegiatan adalah rutinitas. Rutin berolahraga adalah hal yang lebih sulit dari yang paling sulit. Selama pandemi, saya mengganti renang dan futsal awalnya dengan senam. Tentu saja saya tidak suka senam, tetapi apa yang bisa dilakukan di rumah?  Karena tidak suka, maka rutin pun mustahil.

Saat orang-orang mulai bersepeda, saya belum ikut 'grubyuk' itu. Tiga sepeda di rumah, semua dalam kondisi rusak dan entah bagaiamana saya belum sempat membawa ke bengkel. Saya barus sempat melakukannya November lalu dan per Desember saya mulai rutin ngonthel. Nah peran Relive adalah memberi semacam tujuan untuk terus bersepeda.

2. Relive itu membuat bersepeda seperti main game yang bikin kecanduan. 

Karena proses kita bersepeda terekam, foto terdokementasi, dan video (versi plus) bisa ditambahkan, setiap perjalanan menjadi semacam point-point yang terus ingin kita kumpulkan seperti saat main game.

3. Relive membuat olahraga menjadi asik.

Terkait poin kedua, berolaharaga menjadi kegiatan yang asik. Jangankan untuk memenuhi target olahraga minimal seperti bersepeda 30 menit sehari, Relive membuat kita bersepeda 130 menit pun tak terasa.  

4. Relive plus tidak mahal, kalau dihitung harian

Setahun Rp. 369 ribu itu, kata iklan Spotify, kalau dihitung per harinya hanya seharga satu buah kerupuk. Jadi, walau pun awalnya ragu untuk berlangganan Relive Plus, besok sepertinya akan saya coba setahun. Apalagi jika kita memang berniat bersepeda setiap hari. 

5. Mengapa dulu tidak lanjut memakai

Mungkin karena dulu saya belum punya kegiatan rutin seperti sekerang. Jadi, selain aplikasinya mungkin tidak seperti sekarang, tidak ada alasan untuk isntall aplikasi yang tidak digunakan tiap hari.  

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama