Inovasi dari Sang Kiai

Liputan Kompas hari ini tentang usaha kecil yang butuh lebih dari sekedar modal koq nyambung sekali dengan obrolan saya dan Mas Kiai Imam Aziz kemarin sore. Kalau silaturahim ke rumahnya, pasti Anda pangling. Rumah kayu di depan dan memberi kesan gelap itu sudah berubah. Sekarang jadi rumah kaca dengan strip aluminium putih. Lebih cantik, kekinian.

Nah, yang lebih penting lagi bukan rumahnya, tetapi ide besar di balik perubahan rumah itu. "Desain baru ini mau digunakan untuk apa Mas?" Pertanyaan saya pertama setelah duduk di terasnya. 

"Aku arep dodolan online, " katanya. Kami memang ngobrol njowo, koyo karo sopo ae. Tidak percaya itu jawaban serius, saya tanya lagi full kepo, "Serius Mas?" Pertanyaan yang ternyata ia jawab 'beneran' dan berbuntut obrolan panjang soal apa yang mas kiai kita itu impikan.

Ringkas kata, Mas Imam Aziz yang kiai, pegiat HAM dan staf khusus wapres itu sedang menyiapkan salah satu dari beberapa kantor untuk sebuah marketplace online. Serius dodolan online gitu. Tetapi, berbeda dengan Bukalapak, Toped, Lazada atau marketplace lain yang murni bisnis, marketplace yang disiapkan Mas Imam punya tujuan sosial: pemberdayaan usaha kecil. 

Ratusan usaha gurem, dari tukang bikin makanan dan kerajinan (sementara dua produk ini yang digarap), bergabung di perusahaan ini. Tidak sebagai "binaan" (seperti proyek CSR), tidak juga "anggota" (seperti koperasi). Dalam model bisnis yang dikembangkan Mas Yai Imam Aziz, mereka adalah pemilik perusahaan dagang online ini. Mereka punya saham yang diberikan secara gratis saat mereka bergabung. 

Saya tanya Mas Imam, koq enak? Dibina didampingi, dibantu pemasaran, dan dikasih saham? "Karena ini bisnis sosial." Kalau kita sering dengar konsep Social Enterpreneurship, Mas Imam lebih memilih istilah "social enterprise". Usaha yang ia bangun ini berbadan hukum PT.

"Belum, belum ada modelnya." jawabnya ketika saya tanya ia nyontoh siapa. Perusahaan kaya dulu,  lalu buang duit sedikit lewat CSR sudah biasa. Wirausaha untuk tujuan sosial, juga sudah banyak. Tetapi membangun perusahaan, bareng-bareng, untuk tujuan untung dan sekaligus sosial, ini inovasi yang diusung mas kiai Imam Aziz.

Saya sudah cek website untuk marketplace bisnis ini. Masih tahap menyiapkan masing-masing lapaknya. Belum launching. Jadi, saya belum bisa sharing di sini. Sabar saja, nanti kalau launching kita rayakan bersama. 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama