Mekkah bukan "Kota Suci" (1)


Tanpa sengaja, tadi siang saya menemukan video menarik ini. Anak saya yang ragil suka sekali minta saya dampingi untuk nonton video-video sejarah di Youtube. Ia minta didampingi karena material sejarah di Youtube yang berkualitas kebanyakan dalam bahasa Inggris yang belum bisa ia akses.

Saya klik sebuah video tentang sejarah Mesir kuno, maunya, tetapi yang saya pencet malah video tentang kota suci Mekkah yang awalnya saya skip. Mecca is too well known, kurang lebih begitu alasannya untuk skip. Kecuali bahwa dari pengantarnya, saya langsung terpaku untuk mencermati dan batal untuk menonton video tentang Mesir kuno itu.

Judulnya saja menantang, "Have we got it wrong?" Jangan-jangan "Mekah" yang asli bukan yang sekarang kita jadikan arah salat setiqap hari! Maka, akhirnya, saya nonton video ini sampai tamat, sambil terus menerjemahkan dan menjelaskan kepada si ragil tentang teori yang ditawarkan Dan Gibson: Mekkah yang asli itu adalah Petra di Yordania.

Argumen Gibson di video itu secara detail sebenarnya sudah diceritakan di bukunya Quranic Geography. Bagi yang kuliah di UIN, tentu ingat Patricia Crone ya? Nah, Gibson juga berangkat dari sebuah tesis yang mirip dengan yang ditawarkan Crone: Mekkah yang digambarkan oleh sumber-sumber Islam awal tidak mirip dengan Mekkah yang sekarang kita kunjungi setiap tahun.

1. Mekkah itu Ummul Qura
"Mekkah" itu kota besar yang semestinya meninggalkan jejak-jejak arkeologis yang mudah ditemukan di area yang sekarang disebut Mekkah. Kenyataannya tidak. Bukti arkeologis Mekkah tertua hanya kembali ke tahun 900 M. Dalam bukunya Gibson menceritakan pertemuannya dengan para arkeolog Arab di sebuah conference:
I asked them specifically about the archeological record in and around Mecca. While not wishing to be quoted or named publicly, they admitted that the archeological record at Mecca was basically non-existent before 900 AD. I had expected them to defend the opinion that ancient Mecca was a walled city with houses, gardens, public buildings and temples. They shook their heads and said, “There was nothing like that there.”

2. Kota perdagangan
Kita sering mendengar soal ini. Nabi Muhammad itu pedagang, ayahnya juga pedagang. Orang mekkah pedagang. Tetapi Mekkah yang sekarang tidak dalam jalur perdagangan yang 'wajar'. Berdasarkan simulasi yang ia konsultasikan dengan para ahli Arab pra-Islam, Mekkah yang sekarang tidak di jalur lalu-lintas dagang.

3. Mekkah yang sekarang tidak masuk dalam peta kuno
Jika mekkah adalah kota dagang penting, tentu sumber-sumbe rkuno akan menyebut kota itu. Faktanya, peta-peta kuno yang ia temukan, tidak menyebut Mekkah ini.

4. Tentang Lembah Mekkah
Referensi yang menyebut mekkah sebagai kota di sebuah lembah tentu berlimpah di dalam Qur'an dan Hadits. Dari deskripsi yang Gibson kumpulkan ia simpulkan bahwa Mekkah itu di sebuah lembah yang di situ ada sungainya. "In essence the Holy City was in a valley which contained a water passage. In other words, it was located in a large valley, and beside the Ka’ba was a small valley with a stream in it." Mekkah yang sekarang tidak sesuai dengan gambaran ini.

Gibson masih punya sembilan argumen (5-13) lain untuk meragukan Mekkah sebagai kota kelahiran Nabi, nanti saya lanjutkan ceritanya.


----------------
Disklaimer: Saya tahu di Facebook itu pembacanya muacam-macam. Tidak semua orang siap mencerna studi semacam ini. Jadi, bagi yang imannya lemah atau kagetan dalam beragama, saya sarankan tidak usah mengikuti diskusi ini. Mending mendengarkan pengajian Ustadz Khalid Basalamah atau sejenisnya.

3 Komentar

  1. Nunggu kelengkapannya...mbeber kloso, ngecom kopi...

    BalasHapus
  2. Salam Dari Malaysia,

    1) sudah ketemu lokasi jamratul aqabah, wusta, dan U'la di Jordan?... saya sudah ketemu.
    2) Pembetulan fakta.. Abdullah bin Zubair di Bakkah di serang oleh Hajjaj Yusof Atsqaffi dan Hajjaj telah menang.. maka yang telah memenangi perang akan menukar fakta sejarah.. maka Abdullah bin Zubair telah dibunuh dan terfitnah.. Hajjah yang memindahkan Bakkah ke Mekah
    3) Hadis dan riwayat pertukaran kiblat ketika Rasulullah sedang solat dari masjidil aqsa ke masjidil haram .. waktu ini makmum dan sahabat adalah ramai.. cuba kamu selidik pertukaran arah tersebut.

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama