Selamat Jalan Pak Bob


Bagi banyak orang Pak Bob dikenal sebagai pengusaha sukses, Raja Hutan, dan salah satu menteri era Soeharto. Bagi banyak orang lagi, Pak Bob adalah pahlawan olahraga atletik. Bagi kami, Pak Bob adalah orang yang peduli dengan difabel.

Pak Bob adalah pembina Pertuni (Persatuan Tunanetra Indonesia). Lewat Pertuni inilah kedermawanan Pak Bob mengalir dan lewat jalur itu pula saya mengenal secara pribadi.

Sekitar tahun 2017, Pertuni meluncurkan program perpustakaan digital dan kami, PLD, digandeng untuk sosialisasi. Rupanya Pak Bob lah orang di balik program itu. Beliau menyumbang 4 unit komputer untuk PLD sebagai hadiahnya.

Sukses dengan acara ini, Pak Bob yang kebetulan juga punya kegiatan sosial di Jogja, mengubdang saya dan Pak Rektor Yudian Wahyudi Asmin untuk bertemu dan makan malam di salah satu hotel yang ia miliki. Kami ngobrol banyak hal termasuk rencana kerjasama lain untuk pemberdayaan difabel.

Singkat cerita, keakraban itu berlanjut. Kalau ada acara di Jogja, saya kadang dikabari untuk datang. Saya juga sempat diminta mampir ke rumahnya di Jakarta. Kami ngobrol cukup lama ditemani salah satu anaknya, Ikki. Untuk usia yang sepuh seperti beliau, Pak Bob memang sangat sehat dan energik. Rahasia sehatnya sempat dituangkan dalam buku yang pernah dihadiahkan ke saya.

Kepedulian Pak Bob terhadap kesehatan dirasakan betul oleh anak buahnya. Salah satu teman saya yang jadi anak buah Pak Bob di Majalah Gatra pernah cerita bagaimana Pak Bob memastikan sendiri kesehatan anak buahnya itu dengan meminta laporan cek kesehatan yang diwajibkan secara berkala.

Saya baru dapat berita duka pagi ini. Dunia atletik Indonesia yang ia pimpin hingga tutup usia, pasti sangat kehilangan. Demikian pula dunia gerakan difabel yang sering ia bantu. Selamat jalan Pak Bob. Allah mengampuni semua kesalahan, membalas semua kebaikan, memberimu khusnul khatimah. Amin.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama