Gawat Darurat

kepanikan dimulai di sini, loket pendaftaran pasien

Siapa yang suka, tanggal 1 Syawal, tengah malam, terdampar di Instalasi Gawat Darurat? Tapi, inilah yang saya alami sekarang.

Saya sedang duduk di ruang periksa Instalasi Gawat Darurat Dr. Sardjito, menunggu anak saya diperiksa dan mendengarkan kesibukan yang mengingatkan saya pada serial televisi E.R. (Emergency Rescue). Saya akui, pintar sekali si pembuat cerita itu. 10 menit saja datang dan duduk di dalam ruang periksa IRD, saya bisa melihat ada banyak ide cerita yang bisa ditulis. Pasti lebih mudah menulis cerita E.R dibanding sinetron yang berputar soal konflik keluarga dan rebutan warisan.

Misalnya, soal parkir yang harus di pinggir jalan umum, soal pasien yang marah-marah, atau pasien yang begitu datang update status di facebook, atau soal bapak si pasien yang nunggu hasil lab sambil nge-blog. He he he.

Atau, cerita tentang layanan rumah sakit dan repotnya si direktur memperbaiki layanan yang masih belum memuaskan, soal sistem distribusi kamar pasien, berbagai jenisnya sakit dan respon  petugas.
Dari segi penokohan juga banyak yang bisa diangkat: perawat baru yang panik, perawat yang galak, dokter yang baik hati, pasien yang sok ngerti standar layanan prima. Wah. Banyak sekali.

Di pojok sana, si pasien rewel dan panik sedang bertengkar dengan perawat galak (ingin tahu deh, apa yang dia tulis di akun facebooknya nanti... he he). Untung ada dokter yang baik dan 'penuh' kendali yang bisa mengamankan suasana dan sekaligus wajah rumah sakit.

Di sebelah saya ada pasien rujukan dari rumah sakit lain yang kayaknya ada yang nggak beres dengan saraf otaknya sehabis nabrak pohon dengan motornya. Ia hanya tidur pulas, ngorok, dan tak bisa dibangunkan. Saat perawat mau meninggalkan pasien itu, kakak perempuan yang mengantar malah takut tak berani nunggu sendiri.

Cerita-cerita dari IRD seperti ini pasti menarik ditulis karena menyentuh banyak sisi manusia, dari masalah emosi dan ekonomi, prosedur dan manajemen, dan masalah apa pun bisa hadir di sini, dibawa oleh setiap jenis pasien. jauh lebih berwarna juga daripada serial Grey's Anatomy yang sibuk mengeksploitasi sisi seks dan asmara para dokter dan calon dokter. Jadi, ruang sebesar 15x15 meter ini sesungguhnya menyimpan cerita yang tak akan habis ditulis dan difilmkan.

Di luar itu bahkan ada yang lebih penting lagi: pelajaran tentang hidup dan mati, karena di sinilah benang merah yang mempertemukan semua orang dan dokter di ruang gawat darurat!

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama