Catatan Ramadhan (3): Kehormatan Puasa


Ramadhan bulan mulia dan terhormat. Ia lebih terhormat daripada inspektur upacara. Jadi, tanpa perlu menggunakan kata perintah "Hormati Ramadhan..... Grak!!!" Ia sudah terhormat. Karena itu, jangan perintahkan orang untuk menghormati Ramadhan, apalagi dengan cara yang galak, dengan cara yang justru tidak terhormat.

Kehormatan itu menurut saya sama dengan kasih-sayang yang disebutkan dalam Hadits:
عن أبي هريرة، عن النبي -صلى الله عليه وسلم- قال: ((مَن لا يَرْحَمْ، لا يُرحَمْ))؛ متفق عليه
Barangsiapa yang tidak menyayangi orang lain, tidak akan disayang. 

Dalam Hadits lain yang semisal disebutkan:

  ((ارحَموا مَن في الأرضِ يَرحَمْكُم مَن في السَّماءِ))
، وقالَ - علَيه الصَّلاةُ والسَّلامُ -: ((والَّذي نَفسي بيدِه، لا يَضَعُ اللهُ رَحمَتَهُ إلا عَلَى رَحيمٍ))، قالوا: كُلُّنا يَرحَمُ،
 قال: لَيسَ بِرَحمة أحَدِكُم صاحِبَهُ، يَرحَمُ النّاسَ كافّة
Nabi berkata, "Sayangilah mereka yang di bumi agar kalian disyangi oleh yang di langit." Kemudian beliau berkata, "Demi Allah, Dia tidak akan meneteskan rahmat-Nya kecuali kepada si penyayang." Para Sahabat berkat, "Kami sudah saling menyangi." Nabi menjawab, "Belum, itu baru kasih-sayang di antara kalian, harusnya seluruh umat manusia."

Di dalam dua Hadits tersebut kita dapat melihat asas "resiprositas": sayang hanya akan diperoleh dengan cara memberikan sayang. Asas yang sama juga berlaku bagi kehormatan: penghormatan hanya akan bisa diperoleh dengan cara menghormati orang lain. 

Kalau kehormatan dicari lewat perintah, maka yang muncul sesungguhnya bukan hormat (respect) tetapi takut (fear). Kita mengangkat tangan kepada inspektur upacara seringkali karena takut disebut tidak disiplin saja, bukan karena kita hormat benar dengan si inspektur. Demikian juga dengan hiburan malam yang tutup bukan karena menghormati Ramadhan, tetapi karena takut dirazia sekelompok umat Islam.

Ini bertentangan dengan pesan Nabi:

عن أنس - رضي الله عنه - قال: قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: ((يسِّروا ولا تعسِّروا، وبشِّروا ولا تنفِّروا))؛ متفق عليه.
Beri kabar gembira, jangan ditakut-takuti

Srategi main gertak itu juga dilarang oleh al-Qur'an (al-An'am:108):

 وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ كَذَلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمْ ثُمَّ إِلَى رَبِّهِمْ مَرْجِعُهُمْ فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Janganlah kalian mencela mereka yang non-Muslim karena mereka bisa saja mengejek Tuhanmu. 

Strategi yang direkomendasikan adalah dialog (an-Nahl:125):

 ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama