Belajar di negeri lain



Ketika Fulbright hendak mendaftarkan saya ke universitas di Amerika, mereka meminta pertimbangan saya, mau didaftarkan di jurusan apa. Sebab proposal saya menyinggung-nyingung soal politik Islam dan demokrasi. Islamic studies pasti bukan tempat yang cocok untuk belajar kedua tema itu. Tetapi keluar dari Islamic studies bukan pula jalur yang mestinya saya tempuh. 

Mereka menanyakan, “Apakah saya mau didaftarkan di department political science dan international studies?” Saya tidak berpikir panjang untuk menjawab mau; sebab dua dunia lain itu terdengar lebih menantang. Selain itu, teman saya yang kuliah di ASU (Arizona State University) juga bilang bahwa religious studies, bagi dia, membosankan. Jadi, kloplah. Saya bersedia didaftarkan di dua departemen aneh itu. 

Hasilnya? Dari empat universitas, dua menerima saya dan dua lagi menolak. Dua yang menerima adalah International Studies di Ohio University dan University of Washington; sementara yang menolak keduanya adalah departemen ilmu politik (karena mungkin saya tidak punya latar belakang politik). Akhirnya, saya memilih University of Washington. Saya awam mana yang lebih baik dari keduanya. 

Pilihan ini jatuh karena dua alasan: pertama, berdasarkan saran David S Powers, dan kedua karena Seattle kota besar dan Athen, Ohio, hanya kota kecil. Tantangan dunia lain ini benar-benar menarik. Sekarang saya sedang belajar sesuatu yang sama sekali berbeda. Tidak ada kitab kuning dan buku berbahasa Arab yang perlu saya baca. Semuanya berbahasa Inggris dan semua berisi materi yang sama sekali belum aku pahami: globalisasi, world system, kapitalisme, revolusi industri, revolusi Perancis, sejarah kaum buruh di Inggris, sampai dengan demokrasi dan multikulturalisme (hem!!) 

Kalau di hari-hari awal saya berencana menggarap tema yang saya kaitkan dengan hukum Islam seperti, misalnya, demokrasi dan hukum Islam, atau multikulturalisme dan hukum Islam; sekarang saya sudah berubah pikiran. Daripada tanggung, geluti saja international studies. Ada dua tema yang menurut saya menarik untuk saya garap. Pertama, hubungan antara Amerika dan dunia Muslim, hubungan yang akhir-akhir diawarnai dengan kebencian dan dinodai dengan darah dimana-mana. Kedua, setelah belajar revolusi industri dan revolusi Perancis, saya tertarik dengan revolusi Indonesia, Mei 1998. 

Jadi, sekarang saya putuskan untuk menggarap kedua tema itu saja. Hukum Islam? Sementara aku simpan di lemari. Insyaallah akan saya buka lagi setelah kuliah S2 ini selesai. Saya harap saya bisa menyumbangkan sesuatu dengan menggarap kedua teman itu: pertama kepada dunia Muslim dan Amerika; kedua kepada bangsa Indonesia yang saya cintai.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama