Perempuan Telanjang di Istana Khalifah

Beberapa waktu yang lalu, saya mengunjungi salah satu situs historis penting di West Bank, dekat Jericho. Situs ini adalah istana musim dingin tempat peristirahatan khalifah Bani Umayyah. Dikenal dengan nama Hisyam's Palace.  

Istananya lumayan besar, tetapi di lokasi sendiri hanya tersisa reruntuhan yang tak cukup menggambarkan bentuk aslinya. Beberapa bagian pentingnya juga tidak di lokasi dan diamankan di museum. Kemarin saya menyempatkan diri mampir ke museum untuk menemukan koleksi dari situs Istana Hisyam itu.

Museum ini adalah milik Palestina, dengan beberapa pintu masih tertulis otoritas arkeologis Palestina. Tetapi sekarang sepertinya di bawah kekuasaan Israel karena bendera Israel berkibar di situ. Untuk masuk ke museum ini gratis. Saya datang sendiri dan kebetulan sedang sepi.

Koleksi yang dimiliki cukup banyak. Dimulai dari zaman Firaun. Ada sebuah patung Ramses III yang menyambut kita di hall pertama. Patung ini dibuat secara lokal karena menggunakan bahan batu yang banyak ditemukan di Palestina. Mungkin dibuat sebagai tanda "ketundukan" wilayah ini kepada kekuasaan Fir'aun di Mesir.

Koleksi lainnya dimulai dari zaman purba. Ada kerangka manusia, berbagai peralatan zaman batu, jaman perunggu, dan seterusnya sampai ke zaman agak akhir (kekuasaan Islam). Ada beberapa bilah ukiran dari masjid al-Aqsa yang tersimpan juga di salah satu ruang koleksinya.

Nah, koleksi yang saya tuju ada di hall ketiga. Di sini tersimpan berbagai "potongan" bagian Istana Hisyam. Dilihat dari apa yang ditinggalkan, Istana ini pasti sangat megah sekali. Ada satu patung lelaki yang tampak berpakaian seperti gambar-gambar khalifah di masa lalu, dan ada dua patung perempuan bertelanjang dada:


Kalau kita mengenal sebagai agama yang sangat anti patung, istana ini menawarkan fakta menarik untuk diteliti. Saya jadi ingat salah satu materi pengajian Gus Baha. Konon ada kiai teman Gus Baha' mendapatkan hadiah mebel berukir indah sekali. Salah satunya berornamen burung tiga dimensi. 

Nah, yang menarik, kata Gus Baha', leher burung itu gempil terpahat. Ketika ditanya, si kai menjawab, "Ya, burungnya saya sembelih biar tidak dituntut memberi nyawa nanti di akhirat." katanya. Gus Baha' lalu bertanya lagi, "Koq cuma kecil rusaknya?" Si kiai menjawab, "Cilik ae wis mati koq..." 😀

---------

*) Tentang Hisham's Palace: cek link ini.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama