Tidak Ada Dalil


Dulu pas kuliah di Amerika, saya sewa apartemen dengan tiga orang muslim dari tiga asal: Somalia, Lebanon, dan Amerika. Meski kami dari empat penjuru dunia, kami cocok dalam banyak hal, salah satunya, membaca qunut waktu subuh. Hanya saja, kami jarang baca qunut. Maklum, kami rajin ke masjid. Ehem. Masjidnya milik komunitas Arab Saudi. Imamnya tidak pernah baca qunut. Sebagai makmum, ya kami manut. إنما جعل الإمام ليؤتم به

Tetapi, pada sebuah pagi yang dingin menusuk hati, kami tidak pergi ke masjid. Sebagai orang yang paling tua, saya menjadi imam. Ini kesempatan kami baca qunut. Nah, seperti di Indonesia, saya membaca sirri kalimat "fainnaka taqdi..." dst. Memperhatikan saya berhenti membaca qunut, para makmum menjahrkan kalimat yang saya sirrikan itu. Mereka mengira saya lupa dan berusaha mengingatkan saya.

Selesai salat kami bahas masalah tersebut. Jujur saja, saya memang tidak tahu dalilnya. Mengapa sebagian doa qunut disirrikan. Pokoknya begitulah saya diajari bapak saya. Peristiwa itu sudah lebih dari 20 tahun lewat dan saya juga sudah mencari 1235 kitab, termasuk kitab yang palsu, tetapi tidak ketemu juga dalilnya 😁

Masih saya amalkan? Tentu. Kan tidak ada dalilnya? Ya, emang kenapa?

Imam Malik yang ahli Fikih, hafal ribuan Hadits, mengambil dalil tidak hanya dari Hadits. Jika ia tidak menemukan dalil dari Qur'an dan Hadits, ia gunakan dalil ketiga, praktik penduduk Madiun, eh Madinah.

Saya bukan ahli Fikih, tidak hafal Hadits, jika saya tidak menemukan dalil, maka saya akan amalkan saja apa yang dipraktikkan penduduk NU. Imam Malik berargumen, apa yang diamalkan penduduk Madinah pasti bersanad ke sunnah Nabi. Saya berargumen, apa yang diamalkan penduduk NU, pasti bersanad ke para kiai, yang jauh lebih ahli daripada saya sendiri.

Tidak menemukan dalil itu tidak pernah sama dengan tidak ada dalil. Apalagi kalau yang tidak bisa menemukan dalil itu orang dengan kapasitas seperti saya. Saya ini siapa, bilang tidak ada dalil dengan ukuran ilmu dalil saya yang sak upil. Wallahu a'lam. 

1 Komentar

  1. Asyik mbaca mbaca pengalaman jenengan .... terutama yang ada hubungannya dengan NU.👍👍

    BalasHapus

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama