Antara Khusus dan Prioritas

Sudah beberapa kali saya lihat teman yang mengkritik orang yang duduk di priroity seats, baik itu di bandara, terminal, atau stasiun kereta dan di angkutan umum. Kritik itu barasumsi bahwa kursi-kursi itu tidak boleh diduduki non-difabel, non-manula, dan non-bumil. Priority dipahami sebagai "khusus untuk". Benarkah demikian?

Untuk pengguna kursi roda dipakai tukang catering di Masjid Al-Akbar (Dok. Pribadi)

Kata "priority" dalam bahasa Inggris artinya "the right to take precedence or to proceed before others." Hak untuk mendahului atau didahulukan sebelum yang lain. Misalnya, "Priority is given to those with press passes", prioritas diberikan kepada mereka yang membawa kartu wartawan. Yang bukan wartawa? Boleh saja, selama masih ada kursi dan sudah tidak ada lagi yang bawa kartu wartawan. Intinya, boleh masuk, tetapi kalau ada wartawan, siap minggir.

Pembuatan priority seats di tempat-tempat dan angkutan umum juga bermakna demikian. Kalau ada penumpang difabel, manula, dan bumil, maka kursi diberikan kepada mereka. Jika tidak ada? Maka kursi boleh dipakai siapa saja. Sejarah dibuatnya priority seats dulu karena dalam praktik di masyarakat banyak orang gemblung yang tidak mau memberikan kursi kepada mereka yang membutuhkan.

Kesimpulannya, priority seats berbeda dengan special seats. Kalau parkir dengan tanda difabel berkursi roda (disebut disability parking di sejumlah negara), memang parkir khusus untuk difabel. Undang-undangnya mengharuskan penyedia lahan parkir untuk mengalokasikan sekian persen, tergantung hukum di negara masing-masing, untuk difabel.

Disability parking bukan priority parking. Disability Parking adalah parkir khusus difabel. Di banyak negara, untuk bisa pakrir di zona khusus difabel itu harus mengajukan izin untuk mendapatkan plat atau sticker  yang bisa ditempel di mobilnya sebagai bukti pengguna sah disability parking.

Parkir khusus difabel, bukan priority parking  (RSUD Kebumen. Dok. Pribadi)

Meskipun saya tahu bahwa priority seats boleh kita duduki selagi tidak ada difabel, manula, dan bumil, saya tidak pernah menggunakannya. Saya pilih berdiri saja karena takut dipendeliki mereka yang menafsirkan priority sebagai khusus. Saran saya, istilah Inggris yang kita pakai dimana-mana itu diganti saja dengan Indonesia, "Berikan Kursi ini Bila ada yang berhak: Difabel, Manula, dan Bumil"

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama