Meet archive.org!


Saya menemukan website ini secara tidak sengaja pada tahun 2009 saat melakukan riset tentang website-website ormas Islam di Indonesia. Saat itu, ada salah salah satu website yang telah mati  dan saya memerlukannya karena website organisas inilah yang merupakan situs milikk ormas Islam pertama di Indonesia. Entah bagaimana, sampailah saya ke situs archive.org!

Wayback Machine: kembali ke Zaman dulu
Kalau Anda berkunjung halaman muka situs ini, salah satu fiturnya adalah wayback machine, semacam mesin waktu untuk kembali ke masa lalu seperti dalam film-film fiksi. But, this one is for real! Kita bisa kembali ke masa lalu sebuah website. Dan lewat mesin waktu itulah saya bertemu dengan website-website yang sudah mati atau website versi 'bayi' dari website-website tua seperti website Muhammadiyah (yang ternyata dikelola oleh UMM pada awalnya).

Selain fitur tersebut, fitur lain yang pasti disukai oleh para kolektor 'barang antik' seperti saya adalah koleksi kitab-kitab Arab klasik yang dimiliki situs ini. Saya menmukan fitur ini juga tidak sengaja karena saya menmukannya dari salah satu website yang me-link kitab koleksinya ke situs archive.org. Eh, balik ke sini lagi ternyata! :)

Anda mungkin sudah akrab dengan al-mostafa, al-meshkat, maktabah syamilah, atau islamweb. Dibandingkan dengan mereka, koleksi kitab di archive.org bisa diandalkan. Dulu, saya selalu merujuk ke al-mostafa sebagai tempat pertama untuk mencari kitab. Tetapi, ada banyak naskah yang tidak bisa saya temukan di sana dan ketika saya search langsung via google, berkali-kali google mengarahkan saya ke archive.org. Jadilah kemudian archive.org sebagai langganan unduh kitab favorit saya.

Ada seorang teman yang bilang kalau dia lebih suka menggunakan maktabah syamilah saja. Yup. Boleh saja. Toh ini cuma soal pilihan. Tetapi bagi saya, maktabah syamilah bukan platform yang bisa diterima secara akademik. Format digitalnya membuat naskah koleksi Maktabah Syamilah tidak punya halaman tetap. Koleksi archive, sebaliknya, memberikan pilihan kepada kita dalam beberapa format. Meski tidak semua koleksi, tetapi sebagian koleksi menyediakan berbagai format yang bisa kita pilih: text, html, epub, dan --ini yang terpenting-- PDF, baik pdf yang OCRed maupun yang image.

OCRed PDF dan berbagai format text tersebut perlu saya sebut khusus karena pekerjaan saya di Pusat Layanan Difabel membuat preferensi saya terhadap media-media yang aksesibel ini. Teman-teman saya yang tunanetra membutuhkan kitab dalam format text HTML atau OCRed PDF karena format inilah yang bisa dibaca oleh kompter mereka.

Apakah Anda punya jalan lain ke masa lalu seperti wayback machine di archive.org?

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama