Berartinya Lima Belas Ribu

Dengan suara tergetar penuh haru, seorang penelepon di seberang sana berkata, "Hallo.." Saya segera menjawab sapaan itu. "Ya, halo."

Penelpon itu lalu berkata, "Bapak ini siapa?"

"Ah, bukan siapa-siapa. Tidak penting siapa saya. Memangnya kenapa?"

Dia menjawab, "Jarang lho ada orang sebaik Bapak ini. Terimakasih banyak ya Pak."

"Sama-sama. Saya toh sekedar mengembalikan hak kepada yang berhak," jawab saya bersamaan dengan rasa heran tak terkira: mengapa dia berterimakasih "sebanyak" itu untuk uang senilai 15 ribu!!



Pembicaraan telpon itu bermula ketika berapa hari yang lalu HP saya menerima sebuah SMS, "Nomor Anda telah di-topup oleh Zerrocell sebesar 15.000." Tentu saja saya kaget. Saya tidak membeli pulsa koq dapat pulsa. Teman-teman di kantor menyebut hal ini sebagai "pulsa blandangan" (sama seperti kalau Anda punya merpati pergi dan pulang membawa teman, dalam bahasa Jawa ini disebut "blandangan".

Dalam kasus pulsa, sebagai penerima jelas kita tidak bisa mengembalikan sendiri pulsa yang masuk ke kita. Ke mana kita mau mengembalikan lha wong yang mengirim bukan nomor individual. Kita baru bisa berbuat sesuatu bila si toko pulsa menghubungi kita.

Begitulah, si toko pulsa menghubungi dan meminta saya mengembalikan uang itu. Saya tak perlu berpikir dua kali untuk mengembalikannya. "Asalkan tidak utuh 15000 ya. Akan saya potong biaya transfer sesama IM3." Begitu SMS yang saya kirim sebagai syarat. Dia setuju, bahkan "10.000 pun tidak apa-apa" Kata sms yang dia kirim pas bersamaan saya kirim pulsa 14.100 ke nomornya.

Rupanya dia tidak menyangka akan memperoleh kembalian secepat itu, sehingga dia pun menelpon saya.

Terus terang ini peristiwa yang menyentuh hati saya, bukan karena saya merasa "bersih" dan "hebat", tetapi justru karena saya merasa bahwa saya telah berbuat "seperlunya".

Kalau saya "orang baik," maka saya tak perlu membuat syarat pemotongan biaya transfer. Nah, karena saya hanya "orang biasa" yang tak mau rugi walau 1000 rupiah itulah saya heran dengan cara dia mengucapkan terimakasih. Apakah masyarakat kita sudah sedemikian jahat tak pernah mau mengembalikan pulsa yang masuk ke nomor HP-nya?

Ah, ini mungkin hanya kasus kecil saja. Tapi, pernahkah Anda mengalaminya?

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama