Catatan Ramadhan (6): Ramadhan Bulan Bejo?

Ingat potongan-potongan kalimat ini? "Saya ini beruntung alias bejo. Orang malas kalah sama orang pintar. Orang pintar kalah sama orang bejo..." (Butet) Atau "Saya jadi pengusaha bukan karena pintar, tapi bejo. Jangan banyak mikir, berusaha saja..." (Bob Sadino).

Konsep "bejo" dipakai secara 'cerdas' oleh salah satu produsen obat tolak angin untuk menyerang kompetitornya yang menekankan faktor "pintar".

Iklan itu 'cerdas' karena mengingatkan kita bahwa dalam hidup ini, faktanya, kepintaran tidak menjamin kesuksesan. Banyak orang yang lebih sukses dalam hidupnya dibandingkan mereka yang lebih pintar darinya.

Bejo itu beruntung, atau mendapatkan lebih dari yang seharusnya. Dalam bahasa agama, bejo itu sama dengan berkah atau بركة. Menurut kamus Arab, kata tersebut dapat dimaknai sebagai "bertambahnya kebaikan. Kalau tanaman, berlebihnya panen; kalau berdagang, berlebihnya untung; kalau keluarga, lancarnya rizki dan ketentraman."

Karena dekatnya konsep bejo dan berkah, saya kira tidak salah kalau di iklan terbaru Bintang Toedjoe yang dibintangi Pak Mahfud, bulan Ramadhan disebut sebagai Bulan Bejo.

Anda ingin bejo? Bulan Ramadhan adalah bulan yang berlimpah bejo. Tetapi, tidak semua orang bisa mendapatkan kelimpahan itu sebagaimana tidak semua orang bejo dalam hidupnya. Jangan khawatir. Perhatikanlah ayat berikut dan dapatkan kunci kebejoan itu di sini:


Ternyata kunci bejo menurut al-A'raf (96) tersebut ada dua: iman dan taqwa: "Kalau penduduk kota itu (Makkah) beriman dan bertaqwa, niscaya akan Kami bukankan pintu-pintu 'bejo' dari langit dan bumi..."

Jadi, rumusnya iman + taqwa= bejo

Seperti disebut di tulisan sebelumnya, iman itu sesungguhnya energi internal yang bertaut antara keyakinan, ucapan, dan tindakan yang memancarkan segala jenis kebaikan kepada orang-orang dan alam di sekitarnya. Ketika iman memancarkan kebaikan kepada sekitar, maka pantulan kebaikan itu juga akan berupa kebaikan. Kalau kita baik kepada orang lain, insyallah orang lain baik kepada kita. Kalau kita menolong orang lain, maka orang lain akan menolong kita. Atmosfer yang diciptakan iman seperti ini menjadi mileu yang baik untuk mendatangkan bejo.

Kunci kedua untuk bejo adalah taqwa. Definisi para khatib Jumat mungkin terlalu melangit untuk kita cerna. Definisi yang lebih mudah dalam bahasa orang sekarang, taqwa itu sama dengan integritas. Integritas berarti keselerasan antara ucapan dan tindakan.

Orang yang menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, dalam keadaan sendiri maupun di hadapan orang lain itu sama dengan orang yang memiliki integritas. Sebab, ia akan menyeleraskan ucapan dan tindakannya karena tahu Allah-lah yang menjadi saksinya.

Kita banyak bertemu dengan orang pintar tetapi tidak memiliki integritas. Integritas lebih penting dari kepintaran karena integritas menimbulkan kepercayaan orang lain kepada kita. Kepintaran, tidak jarang, justru membuat orang lain menjauhi kita -- entah karena iri, atau karena takut dibodohi, orang pintar selalu diterima dengan 'hati-hati'. Untuk 'bejo', karena itu, lebih penting kalau kita bermodal integritas daripada pintar.

Puasa diwajibkan kepada orang yang berIMAN agar mencapai derajat TAQWA. Urutan iman-taqwa ini sama dengan ayat di atas tadi. Maka, kalau kita lanjutkan, orang yang puasa dengan baik sesungguhnya mengantarkan dirinya untuk menjadi orang BEJO.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama