Mengangkat Pamor Proceedings

Sejak penyelenggaraan 2nd ICODIE akhir 2019 lalu, kami di PLD berkomitmen untuk mempublikasikan makalah-makalah yang disajikan dalam dua jenis publikasi: jurnal dan proceedings.

Dari sekitar 30 penyaji, hampir semuanya mengirimkan full paper pada hari H konferensi. Dari full paper yang dipresentasikan, seperti yang sudah kami janjikan sebelum konferensi, kami memilih 5 paper terbaik untuk diterbitkan di Jurnal INKLUSI. Sisanya, kami berikan pilihan kepada para presenter untuk ditarik dan diterbitkan sendiri di tempat lain, atau mempercayakan kepada kami untuk publikasi di proceedings.

Kami memberi pilihan karena "tradisi akademik" dan "birokrasi akademik" memang menempatkan proceedings sebagai publikasi "kelas 2". Dalam satu hal, klasifikasi ini bisa dimaklumi karena proceedings umumnya tidak melalui peer review seketat jurnal (theoretically speaking ya!). Oleh sebab itu, beberapa presenter ICODIE memang menarik naskahnya dan pilih terbit di tempat lain.

Alhamdulillah, masih ada sekitar 20-an orang yang tidak menarik naskah. Apa yang kami lakukan?

Jadi begini, kami berkomitmen untuk mengangkat "pamor" proceedings yang dianggap kelas 2 itu. Karenanya, meski tidak seketat jurnal, kami pun mereview dan meminta para penulis memperbaiki naskahnya. Dalam publikasi proseedings ICODIE, akhirnya, hanya naskah yang kami anggap layak yang diterbitkan.

Komitmen kami untuk mengangkat pamor proceedings tidak berhenti di pemilihan naskah. Kami juga bekerja keras dalam menyediakan etalase publikasinya. Dua versi publikasi sekaligus kami sediakan: versi buku dan versi publikasi berkala (series). Ya, proceedings ICODIE punya ISBN dan e-ISSN.

Kalau kemarin saya sharing versi buku (ISBN), pagi ini saya ingin secara resmi memperkenalkan versi "berkala online" kami di (http://icodie.uin-suka.ac.id). Seperti dapat Anda cek sendiri, dengan bantuan tulus Pak Saptoni (you know him!), web ICODIE ini nggak kalah keren dengan web OJS jurnal-jurnal terakreditasi.

Kami sadar bahwa dari segi kualitas, kami masih harus bekerja lebih keras lagi. Di tengah tekanan untuk juga menghidupi Jurnal INKLUSI, mengelola proceedings dengan cara seperti ini seperti orang 'kurang kerjaan'. Tim kami ya itu-itu saja. Tidak ada SDM ekstra, yang ada hanya komitmen ekstra untuk memastikan bahwa kepercayaan para peserta ICODIE terbayar lunas.

Dengan begitu, kami berharap ICODIE tahun 2020 ini (coming soon call for papers-nya) bisa mengundang lebih banyak partisipan, menarik lebih banyak paper berkualitas, dan kita semua (bukan hanya kami di PLD UIN Sunan Kalijaga) gembira karena meningkatnya studi dan publikasi kajian disabilitas di Indonesia. Selamat pagi!

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama